Pengetahuan Level Oli pada Mesin
Sistem pelumasan adalah komponen yang sangat penting dalam suatu peralatan yang bergerak,
salah satu komponen pelumas adalah Oli. Berikut ini adalah beberapa cara untuk melakukan pengetesan sistem pelumasan oli terutama pada engine, yaitu:1. Mengukur tekanan oli (Oil Pressure)
2. Mengambil sample Oli dan melakukan pengujian
3. Mengetahui Kapasitas oli (Oil Level).
1. Mengukur tekanan
oli (Oil Pressure)
Beberapa kendaraan terutama alat berat biasanya dibekali dengan pressure gauge atau alat ukur pembacaan tekanan untuk item-item yang kritikal. Maka dari itu setiap kali menghidupkan engine, periksa tekanan oli karena hal ini akan terbaca atau menunjukkan secara tepat, apabila engine sudah beroperasi dalam keadaan normal. Setelah tekanan oli terbaca maka perlu rujuk kembali kepada Service Manual atau Shop Manual untuk mengetahui spesifaki yang ditentukan.
Baca juga : Analisa Oli / Pelumas
Pengambilan Oil
sample ini ada yang menyebut dengan S.O.S (schedule oil sampling) atau PAP
(Program Analisa Pelumas) dan sebagainya tergantung dari standart atau procedure
ketetapan suatu instansi atau perusahaan. Item ini adalah salah suatu
metode pemeriksaan atau analisa oli secara berkala, dengan cara contoh oli yang
diambil setiap periode penggantian oli pada unit. Sampel oli ini dikirim ke
laboratorium untuk di analisa, untuk memperoleh informasi tentang kondisi oli dan
relevansi pada unit. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini dan prosedurnya,
dapat dilihat pada panduan perawatan mesin atau OMM (operation and maintenance
manual) tentang prosedur umum perawatan.
3. Mengetahui Kapasitas oli (Oil Level)
Level oli pada suatu alat adalah
suatu tanda yang digunakan untuk mengetahui kauntitas atau kapasitas oli dalam
suatu alat, dengan cara mengetahui garis batas yang terdapat pada alat ukur
kapastis oli atau yang bisa disebut dengan dipstick. Ada beberapa tanda pada dipstick
diantaranya adalah tanda Full untuk menyatakan jumlah oli yang ada sudah
mencukupi untuk unit bisa dioperasikan, sedangkan Add merupakan tanda bawha
kurangnya kuantitas oli dan perlu
ditambah.
Dipstick sendiri memiliki beberapa
karakteristik sesuai dengan unit nya. Berikut beberapa ulasan perihal dipstick
:
Prosedur pemakaian Oli
dipstick
Tarik dipstick
keluar dari tempatnya dan keringkan bagian ujung dari dipstick tersebuit
sehingga bersih dari sisa Oli yang menempel, kemudian masukkan kembali dipstick
yang telah bersih tersebut ke dalam port sampai maksimum. Langkah selanjutnya
adalah tarik keluar kembali dan perhatikan bagian ujung yang basah oleh oli. Dari
situ aka ada sisa oli di ujung dipstick dan perhatikan posisi paling atas dari
bekas oli tersebut berada pada level yang mana dan apakah perlu ditambah atau
tidak.
Pembacaan level
pada dipstick
Tidak semua dipstick memiliki car
abaca yang sama karena beberapa dipstick mempunyai beda tanda pada
masing-masing sisi. Karena sebab itu maka pastikan dulu mana tanda yang sesuai
pada waktu membaca.
a. Jika melakukan pengecekan dipstick pada saat engine mati,
makah tanda yang digunakan adalah yang ada tanda atau tulisan Engine Stop.
b. Jika melakukan pengecekan dipstick pada saat engine hidup,
makah tanda yang digunakan adalah yang ada tanda atau tulisan Engine Running.
Dipstick yang tidak
memiliki tanda
pada beberapa tipe engine mungkin
akan ditemui dipstick yang tidak memiliki tanda baca FULL, ADD, atau LOW. Hal
ini bisa jadi dikarenakan karena stuktural dari penempatan atau pemasangan
engine, mungkin posisi dari konstruksi engine mounting yang terpasang tersebut terpasang
dengan aplikasi sesuai yang ada di lokasi atau tempat engine tersebut di
fungsikan dan bisa jadi berada pada lokasi yang tidak rata atau sejajar. Sehingga
jika kondisi penempatan engine pada lokasi seperti itu maka jika menggunakan garis
tanda pada dipstick dari pabrika untuk mengetahui kuantitas atau level oli menjadi
tidak tepat. Maka dari itu jika dijumpai hal seperti tersebut di atas, maka setelah
engine ditempatkan pada fix posisinya technician atau operator harus memberikan
tanda pada dipstick untuk mengecek level oli selanjutnya sesuai petunjuk shop
manual dari aplikasi engine yang dimaksud.
Baca juga : Pengertian Oli dalam sistem peralatan
Pemeriksaan level oli harus
dilakukan secara berkala untuk memonitor pemakaian oli engine terutama sebelum
menghidupkan kendaran atau peralatan. Dalam Engine, Oli disamping berfungsi sebagai
pelumas, juga berfungsi untuk menetralisir kandungan sulfur yang terkandung
dalam bahan bakar saat terjadi proses pembakaran. Oleh karenanya, jumlah oli
yang ada di Engine pasti selalu akan berkurang saat unit dijalankan dan secara
periodik perlu ditambah untuk menjaga mesin dalam kondisi yang layak operasi. Keadaan
seperti ini adalah normal adanya, maka itulah betapa pentingnya memeriksa dan
mengetahui level oli saat sebelum menghidupkan atau mengoperasikan suatu alat.
Pengisian oli yang melebihi
kapasitas yang dianjurkan atau yang bisa disebut overfilling dimana volumenya
mencapai tinggi crankshaft, akan bisa membuat karet crankshaft bagian depan ataupun
belakang (front & rear cover) akan tergenang oli yang bisa berakibat
minimal keluarnya oli dari seal/karet tersebut sehingga penambahan atau
konsumsi oli yang akan tinggi. Selain juga dengan kelebihan kuantitas oli pada
suatu alat bisa mengakibatkan kinerja mesin akan lebih berat dan bisa memicu
terjadinya panas yang berlbih atau over heating pada mesin.