(CMMS) Computerized Maintenance Management System
Computerized maintenance management system atau yang disingkat CMMS adalah
perangkat lunak sebagai informasi pemeliharaan dan memfasilitasi proses operasi pemeliharaan. Softrware ini membantu mengoptimalkan pemanfaatan dan ketersediaan peralatan fisik seperti kendaraan, mesin, komunikasi, infrastruktur pabrik, dan aset lainnya. Sistem ini kuga bisa disebut CMMIS atau computerized maintenance management information system, Sistem CMMS bisa digunakan dalam bidang manufaktur, produksi minyak dan gas, pembangkit listrik, konstruksi, transportasi, dan industri lain.Komponen yang utama dalam sistem CMMS ini adalah penyimpanan data atau database. Sistem ini memiliki model data yang mengatur informasi tentang aset yang menjadi tanggung jawab team maintenance, serta peralatan, bahan, dan sumber daya lain untuk melakukannya.
Baca juga : Work Order (WO) Management System
Apa fungsi CMMS dalam pekerjaan?
Informasi dalam database CMMS mendukung berbagai fungsi sistem, yang memungkinkan menjabarkan hal berikut:
1. Sumberdaya/labor Management: Bersumber dari kemampuan/sertifikasi karyawan dan peralatan yang tersedia. Guna menetapkan tugas khusus dan mengatur kru dalam pekerjaan. Mengatur shift kerja dan mengelola besaran tingkat basic salary.
2. Register Aset: Sebagai tempat menyimpan, akses, dan membagikan informasi aset seperti: Model pabrikan, nomor seri, kelas peralatan, dan jenis Biaya lengkap beserta kode terkait. Lokasi dan posisi unit. Statistik performa kinerja peralatan lengkap dengan riwayat perbaikan. Dokumentasi terkait, video dan gambar seperti manual perbaikan, prosedur keselamatan dan jam kerja peralatan, sensor atau Internet of Things (IoT) pada instrumen.
3. Manajemen Work order (WO): Biasanya item ini digunakan sebagai fungsi utama CMMS, manajemen perintah kerja mencakup informasi seperti: Nomor perintah kerja, deskripsi dan prioritas pekerjaan (perbaikan, penggantian, jadwal, sumberdaya), kode penyebab dan perbaikan, personil yang ditugaskan dan parts yang digunakan. Manajemen perintah kerja juga mencakup kemampuan untuk bisa membuat menjadi otomatis pembuatan perintah kerja, mencadangkan parts dan jadwal perbaikan/servis serta menugaskan karyawan, kru, dan shift. Meninjau status perbaikan/service dan melacak downtime record baik yang direncanakan atau yang tidak direncanakan (planned dan unplanned) serta biaya aktual perbaikan unit/peralatan.
4. Preventive maintenance / Perawatan berkala: Membuat secara otomatis tentang jadwal perbaikan dan perintah kerja berdasarkan waktu, penggunaan, atau peristiwa/temuan krtikal yang harus dilakukan perbaikan. Item ini juga digunakan untuk mengatur dan mengasosiasikan aset di beberapa jadwal perbaikan.
Baca juga : Backlog Management - Backlog Control System
5. Manajemen Material dan Stok Suku Cadang: Inventaris, distribusi, dan klaim kembali peralatan dan bahan pemeliharaan serta perbaikan operasi di seluruh area penyimpanan/gudang, pusat distribusi, dan fasilitas. Mengelola pemasok/vendor, melacak biaya inventaris, dan bisa menjaga ketersediaan suku cadang yang diperlukan secara otomatis.
6. Laporan, analisa dan audit: Dapat menghasilkan laporan untuk seluruh kategori pemeliharaan seperti riwat perbaikan, ketersediaan aset, penggunaan bahan, tenaga kerja dan biaya perawatan, penilaian kepada pemasok/vendor serta masih banyak lagi sesuai dengan kepentingan yang diperlukan. Analisa informasi untuk mengetahui kualitas ketersediaan aset, tren kinerja aset, mengoptimalkan inventaris sesuai dengan kebutuhan tidak berlebih dan tidak kurang, serta informasi lain untuk mendukung keputusan bisnis serta mengumpulkan dan mengatur informasi untuk audit.
Baca juga : Checklist - Check Sheet - Service Sheet